Sabtu, 10 Desember 2011

Kesan dan Pesan belajar PLH

Kesan saya selama belajar plh adalah MENYENANGKAN karena dengan pelajaran ini saya lebih dapat mengenal alam, lingkungan, dan semua isi dibumi ini. Dengan pelajaran ini saya juga mengetahui bahwa bumi ini butuh orang orang yang dapat memanfaatkannya dengan baik, bukan mengeksploitasikannya secara berlebihan seperti sekarang ini. Belajar PLH juga tidak membosankan seperti pelajaran pelajaran yang lain. diPLH juga kita dididik untuk terampil juga cekatan dalam berbagai hal


Pesan yang saya sampaikan yaitu pada pelajaran ini lebih diperbanyak praktek lingkungannya, agar kita benar benar dapat menggunakan ilmu yang diberikan pada kehidupan nyata. dan mendidik siswa siswi agar lebih mencintai lingkungannya. tapi sejauh ini saya sangat menyenangi pelajaran PLH disekolah saya.

dan buat abi, saya banyak belajar dari abi. abi selalu memberikan motivasi kepada siswa siswinya untuk berpola pikir lebih maju dan pastinya lebih mencintai lingkungannya

itulah kesan dan pesan saya terhadap pelajaran PLH :)

Video mars PLH



video ini merupakan video hasil kerja saya, dan dibantu oleh para pendukung pembuat video ini

Rabu, 30 November 2011

Solusi Masalah Lingkungan

Masalah asap kebakaran hutan di Indonesia adalah masalah yang pelik. Propinsi Riau yang letaknya berdekatan dengan Malaysia dan Singapura merupakan daerah dengan titik api terbanyak seIndonesia. Pada Agustus 2011 Sejumlah daerah di Riau diselimuti kabut asap. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru menginformasikan, Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) mendeteksi 298 titik api di Sumatera, dan 131 di antaranya tersebar di sejumlah Kabupaten dan Kota Riau.

Akibatnya, selain mengganggu kesehatan, kabut asap juga menyebabkan jalur lalu lintas di Riau dan keseluruhan Sumatera terganggu. Kabut asap misalnya terjadi di Kabupaten Kampar yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Selain itu, kabut asap dengan ketebalan cukup parah juga terlihat di Desa Rimbo Panjang.

Selain di kawasan pemukiman masyarakat, kebakaran lahan dan hutan juga terjadi di kawasan perusahaan. Jumlah kabut asap terbanyak berada di Rokan Hilir yakni 39 titik, Rokan Hulu 14 titik, Pelalawan 13 titik, dan Bengkalis 12 titik, Indragiri Hulu 12 titik, Siak 11 titik, Kuantan Singingi 11 titik, Dumai 8 titik, Indragiri Hilir 7 titik, dan Kampar 4 titik.

Seperti yang dilangsir penyebab kebakaran tersebut adalah lahan gambut dan hutan yang terbakar. Banyak warga Riau yang mengeluh akan kabut asap tersebut. Seakan kabut asap merupakan agenda tiap tahun yang dirasakan warga Riau.

Solusi :
 Preventif (pencegahan)
1. Warga tidak membuang puntung rokok sembarangan disepanjang hutan Riau, karena seperti yang dikabarkan, beberapa titik api diRiau disebabkan oleh puntung rokok warga yang dibuang sembarangan tempat
2. Warga tidak membuka lahan seenaknya, karena beberapa warga membuka lahan dengan cara membakarnya, dan terkadang tidak ada yang memantau, dan terjadi kobaran api yang tidak terkendalikan. Dan membuat kabut asap dimana-mana
3. Hutan yang dilindungi diharapkan ada petugas hutan yang memantau, agar hutan dapat digunakan semestinya, bukan untuk dibakar seenaknya

Kuratif (pegobatan)
1. Memberikan masker penutup mulut untuk warga Riau yang menjadi korban kabut asap
2. Membuat posko kesehatan bagi warga yang terserang penyakit dikarenakan kabut asap (seperti : ISPA, dll.)
3. Memadamkan titik api dengan pemadam kebakaran

Rehabilitatif (memperbaiki)
1. Membuat posko pemadam kebakaran disetiap hutan atau lahan gambut didaerah sekitar rawan titik api
2. Menanam kembali pohon pohon yang terbakar akibat kabut asap

Promotif (membuat menjadi lebih baik lagi) 
1. Pemerintah membuat UU yang tegas bagi oknum atau warga lalai yang mengakibatkan lahan terbakar
2. Adanya tindak lanjut dari sanki-sanki diberikan
3. Pemerintah menyediakan dan membagi-bagi antara Hutan lindung, Lahan gambut, dan Lahan untuk warga

Tafsiran Mars PLH

" Tuhan ciptakan alam nan indah
Manusia penerima amanah
Wahana karya bernilai ibadah
Ambil manfaat jangan serakah"

► Alam telah dicipatakan oleh Allah SWT dengan sangat sempurna, Dimana semua element saling bekerja sama dan menjadikan alam sebagai tempat yang nyaman untuk manusia. Manusia yang merukapan khalifah dibumi mendapat tugas untuk menjaganya, dengan tidak merusak alam. Manusia juga diperingatkan untuk tidak mengeksploitasikan alam terlalu banyak. Karena Allah SWT sangat murka kepala manusia yang serakah

"Karya agungnya teramat luhur
Semua makhluk hidup makmur
Amal berkah tumbuh subur
Jagad raya sujud syukur"

► Berkat alam ciptaan-Nya lah, semua makhluk dapat hidup dengan makmur. Semua hasil alam dapat kita nikmati sekarang, karena nikmat tersebut kita wajib untuk senangtiasa mengucap rasa syukur kepada Allah SWT. Karena berkat-Nya kita dapat hidup dan bersatu dengan alam

"Buma buha mata
Buka mata buka hati
Memelihara Alam Titipan Allah"

► Pada bait ini menjelaskan manusia harus lebih peduli lingkungan, seperti yang disebutkan "Buma Buha Mata". yang dimaksud "Buka Mata" adalah manusia harus melihat keadaan alam sekitar, bagaimana alam tersebut. Sedangkan "Buka Hati" adalah apa yang harus kita lakukan untuk alam, yang berasal dari niat hati yang tulus untuk senangtiasa menjaganya. Dan tidak merusak alam yang dititipkan oleh Allah SWT kepada kita khalifah di Bumi Allah SWT


"Jagalah mata jagalah hati
Ayunkan tangan langkahkan kaki
Memelihara alam titipan Illahi
Cermin insan khalifah fil-Ardhi"

► Kita harus selalu ingat untuk tetap menjaga mata dan hati kita agar kita selalu menjaga bumi Allah SWT. Dengan melakukan kegiatan kegiatan lingkungan (seperti : menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok, dll) dan semua kegiatan yang dapat memelihara alam tersebut. Dengan kita menjaga alam, kita mencerminkan manusia yang sangat amanah, dapat dipercaya oleh-Nya untuk menjaga alam

"Karena ulah tangan manusia
Darat dan laut rusak binasa
Warisan anak cucu tak tersisa
Bencana alam dimana-mana"

► Tetapi akhir akhir ini banyak manusia yang lupa akan janjinya untuk senangtiasa menjaga alam, mereka malah merusak alam (seperti: menebang pohon, membuang sampah sembarangan, merokok,dll) mereka tidak mencerminkan khalifah yang baik diBumi ini. Akibat perbuatan mereka alam pun murka, terjadi banyak bencana di berbagai daerah dan banyak menelan korban. Dan sekarang salah siapa? Manusia kah atau alam?

"Jiwa siswa SMA 8
Dan pendidikan lingkungan hidup
Ecological youth environmental source
Siswa peduli lingkungan hidup
Cermin insan khalifah fil Ardhi
Huu.. Fil Ardhi"

► SMA 8 Pekanbaru yang merupakan sekolah "go green" memiliki Pelajaran PLH dan Organisasi EYES yang merupakan sikap postif terhadap lingkungan. Siswa siswinya juga sangat peduli terhadap lingkungan sekitar. Yang mencerminkan generasi penerus bangsa yang maju pemikirannya...

Rabu, 05 Oktober 2011

FOTO K3LH







K3LH

A. Analisa Resiko

1. Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan penjual sate, sebagai berikut :

Jenis Bahaya

Resiko

Konsekuensi

Faktor Fisik

· Pencahayaan yang kurang

· Suhu Panas

· Suhu Dingin

· Gambaran visual yang tidak jelas

· Biang keringat

· Masuk angin , flu

· Sakit kepala

· Kelelahan

· Sakit Kepala, batuk, sakit perut

Faktor Biologis

· Bakteri

· infeksi

· Bakteri (kuman) yang banyak terdapat pada daging sate yang mentah

· Sakit Perut

Faktor Ergonomic

· Berdiri terlalu lama saat memotong ketupat dan membakar sate

· Mengkipas sate menggunakan kipas tradisional

· Pegal

· Pegal

· Parises

· Kelelahan

Faktor Psikososial

· Jam kerja yang larut malam / istirahat kurang

· Stress

· Pusing, Kosentrasi melemah

Alat Perlindungan Diri

· Tidak menggunakan masker ketika membakar sate

· Tidak memakai sarung tangan pada saat memotong ketupat

· Peralatan yang kurang steril

· Infeksi

· Infeksi

· Infeksi

· Asma, Sesak nafas

· Kuman yang ditularkan tangan yang tidak bersih ke makanan

· Terinfeksi berbagai penyakit

Kecelakaan penjual sate

· Tersayat Pisau

· Kebakaran akibat lalai

· Pendarahan

· kecelakaan

· infeksi berbagai penyakit

· kerugian material, kematian

2. Bentuk analisa semikualitatif, sebagai berikut:

Tingkat Keparahan

Kemungkinan Terjadi

Jarang Terjadi

(1)

Kurang mungkin terjadi (2)

Mungkin terjadi

(3)

Sangat Mungkin terjadi (4)

Hampir Pasti terjadi

(5)

(1)

Tidak ada pengaruh

(2)

Pengaruh sangat ringan

· Pencahayaan yang kurang

· Suhu Panas

· Suhu Dingin

(8)

(3)

Pengaruh ringan

· Bakteri

(9)

· Jam kerja yang larut malam / istirahat kurang

(12)

· Berdiri terlalu lama saat memotong ketupat dan membakar sate

· Mengkipas sate menggunakan kipas tradisional

(15)

(4)

Pengaruh serius

· Tersayat Pisau

· Kebakaran akibat lalai

(12)

· Tidak menggunakan masker ketika membakar sate

· Tidak memakai sarung tangan pada saat memotong ketupat

· Peralatan yang kurang steril

(20)

B.Evaluasi Risiko

Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut :

NO.

HAZARD

SKOR

TAFSIRAN

1.

· Tidak menggunakan masker ketika membakar sate

· Tidak memakai sarung tangan pada saat memotong ketupat

· Peralatan yang kurang steril

20

§ Hamir pasti terjadi

§ Pengaruh serius

2.

· Berdiri terlalu lama saat memotong ketupat dan membakar sate

· Mengkipas sate menggunakan kipas tradisional

15

§ Hampir pasti terjadi

§ Pengaruh ringan

3.

· Jam kerja yang larut malam / istirahat kurang

12

§ Sangat mungkin terjadi

§ Pengaruh ringan

4.

· Pencahayaan yang kurang

· Suhu Panas

· Suhu Dingin

8

§ Sangat mungkin terjadi

§ Pengaruh sangat ringan

5.

· Tersayat Pisau

· Kebakaran akibat lalai

12

§ Mungkin terjadi

§ Pengaruh serius

6.

· Bakteri

9

§ Mungkin terjadi

§ Pengaruh ringan

C.Pengendalian Risiko

NO.

HAZARD

PENGENDALIAN

1.

Bakteri

§ Peralatan harus disterilisasi dengan sempurna

§ Menggunakan pelindung tangan

2.

· Berdiri terlalu lama saat memotong ketupat dan membakar sate

· Mengkipas sate menggunakan kipas tradisional

· Menyediakan kursi saat membakar

· Menggunakan kipas listrik yang lebih efisien

3.

· Peralatan yang kurang steril

· Tidak memakai sarung tangan pada saat memotong ketupat

· Tidak menggunakan masker ketika membakar sate

· Selalu mencuci perlatan menggunakan antiseptic

· Menggunakan sarung tangan plastic

· Mengguanakan masker

4.

· Jam kerja yang larut malam / istirahat kurang

· Mengelolah waktu dengan baik

5.

· Suhu Dingin

· Suhu Panas

· Pencahayaan yang kurang

· Memakai jacket

· Memberi pembatas (kain / terpal) pada areal penjualan sate

· Memberi atap pada arel penjualan sate

· Menggunakan lampu yang lebih terang

6.

· Tersayat Pisau

· Kebakaran akibat lalai

· Kosentrasi tinggi